Cara Kerja: Digital Radiography X-Ray

Dadi
3 min readJan 24, 2021

--

Dunia medis modern seperti saat ini ditopang oleh berbagai macam alat untuk membantu mempermudah dan meningkatkan kualitas pelayanan. Seseorang yang bertanggungjawab melakukan perawatan serta pengobatan pasien harus memiliki kompetensi keprofesian, yaitu dokter. Peran dokter tidak dapat digantikan oleh siapapun atau apapun, namun perannya dapat ditunjang oleh teknologi mutakhir yang sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu alat yang digunakan sebagai penunjang profesi dokter Digital Radiography X-Ray.

Photo by National Cancer Institute on Unsplash

Alat ini digunakan sebagai instrumen dalam diagnosa organ dalam, seperti pada kasus patah tulang, cedera, infeksi, peradangan, dan lainnya. Lalu bagaimanakah alat ini dapat melihat organ dalam yang terbungkus oleh kulit (lapisan luar)? Cara kerja alat ini akan diuraikan secara sederhana sebagai berikut.

Digital Radiography X-Ray atau selanjutnya disingkat DR X-Ray merupakan perkembangan dari Radiography X-Ray sebelumnya masih menggunakan analog kemudian menjadi digital. Perkembangan signifikan terdapat pada detektor X-Ray dan citra yang dihasilkan. Instrumen ini memerlukan sinyal masuk berupa energi dan intensitas elektron yang terkandung pada sinar X-Ray serta sinyal keluar berupa hasil citra X-Ray.

Diagram blok DR X-Ray

Sinyal masukkan berasal dari tabung X-Ray yang memancarkan gelombang elektromagnetik (sinar X-Ray). Didalam tabung X-Ray terdapat reaksi yang disebut Thermionic Emission. Sebuah lilitan kawat (katode) dipanaskan dengan mengaliri elektron bermuatan negatif kVp menuju elemen bermuatan negatif. Terjadi penolakan dalam lilitan tersebut sehingga menembakkan sinar ke arah cincin yang bermuatan positif (anode). Sinar yang menabrak permukaan cincin tersebut dialiri kembali ke katode, sedangkan sinar yang menembus lubang cincin tersebut diteruksan keluar tabung yang kemudian dikenal sebagai sinar X-Ray.

Tubuh yang diperiksa diletakkan pada permukaan plat penerima gelombang (reseptor), sinar X-Ray diarahkan menuju reseptor dan menembus tubuh yang diperiksa. Pada reseptor inilah sinar X-Ray diubah menjadi bentuk matrix biner yang merepresentasikan citra. Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk mengubah sinar X-Ray menjadi citra.

  1. Konversi langsung, pendekatan ini memiliki dua tahap. Pertama, sinar X-Ray sampai pada lapisan plat multi-micro elektroda berbahan semikonduktor seperti amorphous selenium (a-Se) atau cadmium telluride (Cd-Te). Lapisan tersebut digunakan karena memberikan ketajaman dan resolusi terbaik pada hasil citra. Pergerakan elektron yang diterima plat menghasilkan sinyal elektrik. Kedua, sinyal elektrik yang dihasilkan diterjemahkan ke dalam transistor array menjadi biner array.
  2. Konversi tidak langsung, pendekatan ini memiliki tiga tahap. Pertama, sebelum diterima oleh lapisan photodiode, sinar X-Ray diubah menjadi sinar tampak pada lapisan scintillator. Kedua, sinar tampak menyentuh lapisan photodiode seperti amorphous silicon (a-Si) yang merubahnya menjadi sinyal elektrik. Ketiga, sinyal elektrik yang dihasilkan diterjemahkan ke dalam transistor array menjadi biner array.

Masing-masing transistor array merepresentasikan piksel pada hasil citra X-Ray. Setiap piksel disimpan dalam besaran bit. Besaran bit menentukan nilai kedalaman citra, sehingga semakin besar memori yang digunakan maka semakin besar kapasitas kontras pada setiap piksel. Array tersebut kemudian dicetak sebagai hasil citra X-Ray. Demikianlah cara kerja DR X-Ray yang cukup sederhana untuk dimengerti.

DR X-Ray merupakan salah satu contoh instrumen yang sering digunakan dalam dunia medis, tentu bukan hanya ini dan masih banyak lagi instrumen dengan bermacam-macam caranya bekerja dalam menunjang profesi dokter untuk memberikan pelayanan terbaiknya.

--

--

Dadi
0 Followers

君が何と言っても私は諦めない